Beliau adalah sepupu sekaligus sahabat Rasulullah yang mirip dengan Rasulullah baik ujud tubuh, tingkah laku atau budi pekertinya. Beliau diberi gelar “Bapak Si Miskin”, “Si Bersayap Dua di Surga” atau “Si Burung Surga”. Beliau dan istrinya (Amma binti Umais) termasuk dalam golongan orang-orang yang pertama masuk Islam.
Ketika perang Mu’tah, Ja’far memandang peperangan ini sebagai peluang yang sangat baik dan satu-satunya kesempatan seumur hidup untuk merebut salah satu di antara dua kemungkinan yaitu membuktikan kejayaan besar bagi agama Allah SWT dalam hidupnya atau ia akan beruntung menemui syahid di jalan Allah SWT. Ja’far termasuk di antara tiga serangkai yang diangkat Rasulullah menjadi panglima pasukan dan pemimpinnya di perang Mu’tah ini. Tentara Romawi yang berjumlah 200.000 orang beserta persenjataan yang tak tertandingi tidak membuat Ja’far menjadi gentar, tetapi justru membangkitkan semangat juang yang tinggi pada dirinya, karena sadar akan kemuliaan seorang mu’min yang sejati, dan sebagai pahlawan yang ulung haruslah kemampuan juangnya berlipat ganda dari musuh.