Assalamu'alaikum Wr.Wb. "Ahlan Wa Sahlan di Blog KMMTP UGM" Blog ini dibuat dan diurus oleh "Departemen Media Opini KMMTP UGM" sebagai media untuk berkumpul dan bertukar pikiran bagi mahasiswa muslim di Fakultas Teknologi Pertanian,Universitas Gadjah Mada.


Selasa, 27 Juli 2010

RAMADHAN DI JOGJA


Hi guys perindu jannah, Marhaban Ya Ramadhan!!! Sungguh bahagia tak terasa Bulan Suci Ramadhan, Bulan penuh rahmat dan ampunan akan tiba beberapa hari lagi. Sudah dipersiapkan, wahai saudaraku? Tatkala ia datang, hampir seluruh daerah di negeri ini diliputi romantisme yang begitu mendalam mencakup dari perilaku masyarakat hingga suasana alam’, seperti ‘suhu udara di masjid, kampus, kampung, dan di pasar-pasar meningkat. Bahkan Ramadhan melahirkan makanan dan minuman khas bagi para pecinta kuliner. Romantisme semacam ini, telah menjadi ingatan kolektif bagi setiap Muslim di manapun berada. Kini romantisme itu telah mengalami komodifikasi, dijual di pelbagai media massa. Ramadhan dalam ilustrasi seperti ini tampak seperti karnaval rutin sebulan dalam setahun.



Melirik kota Jogja dalam Ramadhan kali ini serasa menggigit rasa keislaman kita. Jogja adalah kota penting dalam peta penyebaran Islam pertama di Indonesia. Warisan peninggalan  kesultanan masih tersisa dalam kokohnya bangunan masjid dan bangunan publik di kota ini. Menjelang Bulan Suci di Jogja semarak penyambutannya tak kalah meriah dengan penyambutan MABA di kampus-kampus. Bersyukurlah bagi mahasiswa yang meluangkan waktu menikmati nuansa sejuknya Ramadhan di Jogja. Takkan ada alasan menganggur, tak jarang terlihat lalu lalang aktivis mahasiswa sebagai fasilitator pengasah ilmu Islam dengan menyelenggarakan ragam kegiatan di bulan Ramadhan dengan jargon dan nama-nama yang asik dan unik tiap fakultas, seperti ROMANSA di FTP. Buklet dan brosur berisi penyambutan maupun fiqh-fiqh Ramadhan penabur tsaqofah (wawasan) Islam bertebaran di tiap mushola dan masjid, sangat mudah mendapatkannya. Papan Pengumuman pun disesaki oleh lembaran warna-warni info Kajian pemupuk ghirah (semangat) sebagai bekal para pemuda dalam berperang tatkala Ramadhan tiba, berperang melawan hawa nafsu duniawi.  Kajian tersebut hadir berkala dan diadakan di Masjid tiap fakultas, Masjid Kampus UGM, Mardliyah, Pogung Raya, Mujahidin UNY, Syuhada, dan sebagainya.


Ketika raga letih selepas beraktivitas, tentu akan segar kembali disambut oleh kibaran umbul-umbul dan spanduk hijau bertuliskan Marhaban Ya Ramadhan 1431 H di sepanjang kampung. Ajang pameran buku Islami terbesar (Islamic Book Fair) bertempat di Mandala Bhakti Wanitatama juga turut menyemarakkan, yaitu sepekan sebelum bulan penuh Barokah ini tiba sebagai fasilitator bagi para warga Jogja untuk memperkaya ilmu Islam penyempurna ibadah. Yang tak kalah seru, akan ada persembahan dari panitia Ramadhan di Jogja sebuah Karnaval Madina Van Java, Pawai Akbar untuk menyambut Ramadhan pada tanggal 8 Agustus 2010 pukul 07.00 hingga 12.00 WIB dengan rute dari Masjid Syuhada – Tugu Jogja – Malioboro dan berakhir di perempatan Kantor Pos Besar. Acara tersebut akan dimeriahkan Marching Band, Nasyid, dan masih banyak lagi. Seru banget ya, eitts, jangan hanya menggebu dalam menyambutnya ya, tapi kita harus pasang rencana target ibadah yang matang untuk dicapai ketika Ramadhan.


            Menjamurnya berbagai penyambutan Ramadhan di kota ini tentunya harus memacu semangat kita dalam menjalani ibadah-ibadah di bulan suci semaksimal mungkin. Namun sudah dipastikan, lapar dan dahaga tetap hadir silih berganti (emang ngantre?). Meski begitu, sangatlah naif bila hal itu dijadikan alasan utama untuk memvakumkan kegiatan akademis, pekerjaan pegawai, dan aktivitas ibadah. Justru saat puasa, lebih produktif bila kita aktif melakukan kegiatan yang bermanfaat. Alhamdulillah, Ramadhan rupanya juga mendatangkan keuntungan finansial bagi para entrepreneur, bagaimana tidak? Bagai cendawan di musim hujan, inilah istilah yang tepat bagi para pedagang kuliner menjelang buka buasa. Tepat ba’da Ashar, berderet-deret aneka kuliner di sepanjang Bunderan UGM, Lembah UGM, Jalan Kaliurang, Kampus UNY, Malioboro, hingga Kampung Kauman (sekitar Kraton) menanti para calon mujahid/ah ngabuburit. Memang ramai sekali suasana outdoor berbuka di Jogja, harganya relatif murah, dan suasana kehangatan dalam ukhuwah akan sangat berkesan apalagi jika ditemani sahabat atau keluarga. Mahasiswa yang kondisi finansialnya menipis pun tak perlu khawatir. Sebagian besar pengurus Takmir Masjid di Jogja mengadakan ta’jilan bersama setiap buka puasa tiba. Hmm, tapi jangan hanya cari ta’jil saja ya, lebih baik ikut pula kajian tematik menjelang berbuka di masjid tersebut, akan lebih bermanfaat, sudah gratis, dapat ilmu, dan menyambung silaturahim juga. Eitt, tapi kalo ada kotak infaq beredar, harap diisi tuh, untuk peningkatan kesejahteraan umat. Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Barang siapa yang memberikan buka bagi orang yang berpuasa maka dia akan mendapatkan pahala seperti orang yang berpuasa itu, hanya saja hal itu sama sekali tidak mengurangi pahalanya  sedikitpun.” (HR. Tirmidzi, dan dia menyatakan sahih). So, sekarang siapkan finansial, tabung, dan kita ikhlaskan untuk infaq terbaik di bulan Ramadhan.


Sungguh suasana islami mengakar, terdengar merdu dibacakannya ayat suci Al Qur’an selepas tarawih menghangatkan dinginnya malam. Pandangan mata telinga hati pun cukup aman dari infotainment pemacu ghibah yang biasa menghiasi layar kaca, meski tak sedikit masih ada yang tayang. Bahkan Ramadhan tak hanya menjadi ajang pencarian rezeki bagi wirausaha, tapi juga beberapa artis ibukota yang keberadaannya berperan dalam serial Islami maupun reality show saat sahur tiba. Ceramah dan kultum Islam penggugah hati dan pikiran pun cukup memadati agenda tayang media TV maupun stasiun radio. Kalau sudah begitu, updatetan status facebook musti Islami juga tuh, saling mengingatkan, menyemangati, dan sharing masalah ibadah, bisa kan?? Info penting juga bahwa ibadah I’tikaf diadakan pula pada 10 hari terakhir Ramadhan di Masjid Kampus UGM. I’tikaf ini selalu ramai dihadiri para aktivis mahasiswa, aktivis dakwah sekolah, pelajar, dan warga sekitar Kampus UGM, bahkan warga dari daerah yang jauh dari lokasi ini. Suasana di ponpes yang ada di Jogja seperti Krapyak dan Nurul Ummah Kotagede juga kerap dipadati pendatang dari berbagai daerah untuk mendalami ilmu agama Islam dan beribadah selama Ramadhan.

Sudah menjadi tradisi, dua pekan menjelang lebaran, Jogja mulai sepi mengingat para mahasiswa mudik untuk memperingati Hari Raya Idul Fitri di tengah keluarga. Namun sepekan sebelum lebaran, Jogja nampak sedikit ramai oleh arus mudik tujuan Jogja. Meski begitu, jalan-jalan raya saat lebaran tak dipungkiri, tetap terlihat lengang sekali.
            Saudaraku para calon penghuni surga, telah jelas, akan banyak hadir fasilitas untuk memperkaya dan meningkatkan iman serta ibadah kita di Bulan Ramadhan di kota ini, manfaatkanlah semaksimal mungkin! Ingat, akan banyak godaan yang menghadang, karena aktivitas kita di bulan suci tidaklah vakum. Bagi mahasiswa, aktivitas akademis sangat menguras tenaga, Bagi para pegawai, aktivitas bekerja tentu sangat membebani. Meski beberapa orang cukup beruntung dapat ‘bersembunyi’ dalam dinginnya ruang ber-AC, tetapi yang lain, mereka berada dalam ruang kerja yang tidak ber-AC. Bahkan ada yang ruang kerjanya adalah lapangan atau jalan raya seperti marketing atau surveyor. Siang yang terik atau hujan yang lebat, kita sering berkeluh kesah betapa berat bekerja pada bulan puasa. Tapi, seringkali kita lupa dan tak tahu bagaimana dengan puasa saudara kita di negeri seberang?
pawai1.jpgmasjid.jpg          Sebuah kisah ada saudara kita yang sedang belajar di Italia. Ketika puasa Ramadhan, dia kesepian. Bayangkan, dia satu-satunya mahasiswa muslim di kelas yang ia ikuti. Karena Italia bukan negara muslim, tentu saja tak dijumpai suasana semarak atau tanda-tanda adanya puasa. Azan? Tiap hari kita mendengarnya, masjid sangat banyak dan tersebar hampir di tiap dusun. Di Italia, jangankan mendengar azan, mencari masjid saja susahnya setengah mati. Lama waktu puasa 16 jam! Kadang kala saat berbuka, masih ada aktivitas kampus yang harus diikuti. Di negeri ini, tentu saja kuliah bisa di break untuk berbuka dan shalat bahkan kuliah selesai sebelum azan maghrib. Belum lagi saat sahur dan berbuka sendirian, ada perasaan nelangsa merindukan suasana kampung yang hiruk pikuk. Dan lebaran? Tentu saja tak ada libur lebaran dan banyak orang Italia yang tidak tahu perayaan satu syawal. Mendengar keluh kesahnya, patut kita bersyukur hendak menjalankan indahnya Ramadhan di Indonesia.Maka Nikmat Tuhanmu yang mana yang kau dustakan?
             Boleh dibilang dari presiden hingga rakyat jelata, semua ikut menyambut gema kehadirannya. Jadi, masih pantaskah kita mengeluhkannya?(Elok)

0 komentar:

Posting Komentar

" Jadilah yang pertama berkomentar - Kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami hargai "

BUKU TAMU
AL-QURAN ONLINE
  
KMMTP UGM © 2010. Design by Abdul Munir and Edited by Ali Ma'ruf